Pages

Friday, July 11, 2014

TAZKIRAH RAMADHAN (13)



TRANFORMASI MEMAKNAKAN KEBAJIKAN

Islam adalah merupakan proklamasi umum untuk membebaskan “umat manusia” di “bumi” ini daripada menjadi mangsa pengabdian oleh manusia atas sesama manusia, daripada menjadi mangsa pengabdian kepada hawa nafsu serakahnya, hawa nafsu yang pada hakikatnya adalah sama sama menjadi hamba Allah swt. Proklamasi (pengistiharan) itu berbentuk pengakuan ketuhanan Allah yang maha Esa.

As Syahid Sayid Qutb : Petunjuk Sepanjang Jalan

Difinasi dan rangkai kata yang diketengahkan oleh As Syahid Sayid Qutb ini membawa pengertian besar dan menuntut kefahaman,penelitian,kesedaran dan perjuangan serta pengorbanan daripada seluruh khalayak yang mencintai kebenaran. Pengetian ini sepatutnya melenyapkan dan menyisihkan sikap acuh tak acuh daripada diari umat yang mengharapkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Ungkapan itu juga memerlukan anjakan,perubahan,penghijrahan atau tranformasi menyuluruh dari keadaan jumud,beku tidak efisyen serta jahil kepada suasana faham dan dan menyerti serta bersedia menunaikan tuntutan sebagai khalayak hamba yang patuh.

Firman Allah swt yang bermaksud:

“(Sesungguhnya) orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dengan harta benda dan jiwa mereka adalah lebih besar dan tinggi darjatnya di sisi Allah (daripada orang-orang yang hanya memberi minum orang-orang Haji dan orang yang memakmurkan masjid sahaja) dan mereka itulah orang-orang yang berjaya.Mereka digembirakan oleh Tuhan mereka dengan pemberian rahmat daripadanya dan keredaan serta Syurga; mereka beroleh di dalam Syurga itu nikmat kesenangan yang kekal.Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah, menyediakan di sisiNya pahala yang besar.”

At Taubah :20-22

Hari ini ramai pihak yang mengistiharkan mereka sebagai agen pelaksana kebajikan dan penyempurna maslahah ummah. Namun hakikat yang perlu difahami oleh orang yang beriman yang menanti makna kejayaan di sisi Allah swt, di sana ada ukuran tertentu yang menjadi landasan dan pasaknya.

Mereka yang ingin memasuki kelompok kebajikan hakiki mesti mempunyai ciri ciri berikut:

a)      Beriman
b)      Rela berubah dari tidak benar kepada benar dan hak
c)      Sanggup bekorban dan berjuang harta benda dan jiwa raga

Pelaksana kebajikan tidak sepatutnya melaksanakan tugasnya semata mata mengharap redha manusia atau mendamba puas hati manusia, namun yang lebih utama ialah mengharapkan Allah redha di atas apa sahaja usahanya.

Manusia boleh menjadi sesat dengan cara melakukan kebajikan apabila meletakkan arah dan tujuan yang tidak betul. Hadir di kalangan masyarakat dengan nama dan badan tertentu kononnya menjadi penyelamat tetapi hakikatnya itulah jahiliah yang sedang mengambil kuasa Allah.

Firman Allah swt yang bermaksud:

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Al Baqarah : 264

Sabda Rasullullah saw yang bermaksud:

“Sesungguhnya barangsiapa yang mencari redha Allah sedangkan manusia murka, maka Allah akan cukupkan baginya akan segalanya di dunia ini. Tetapi barangsiapa yang mencari keredhaan manusia dalam keadaan Allah murka, maka Allah menyerahkan nasibnya pada manusia.”

(Hadis Sahih Riwayat At-Tirmizi).

Marilah kita memahami hakikat kebajikan sebanarnya agar tumbuhnya segar dan rendangnya menaungi bahagia ummah ini. Fahamilah dan hayatilah Firman Allah yang bermaksud:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Al Baqarah : 177

Ustaz Abd Wahid Zainol Abidin
L.Tarbiah PKHL. 13 Ramadhan 1435

No comments:

Post a Comment