TRANFORMASI MEMAKNAKAN KEBAJIKAN
Islam adalah merupakan proklamasi umum untuk membebaskan “umat manusia”
di “bumi” ini daripada menjadi mangsa pengabdian oleh manusia atas sesama manusia,
daripada menjadi mangsa pengabdian kepada hawa nafsu serakahnya, hawa nafsu
yang pada hakikatnya adalah sama sama menjadi hamba Allah swt. Proklamasi
(pengistiharan) itu berbentuk pengakuan ketuhanan Allah yang maha Esa.
As Syahid Sayid Qutb : Petunjuk Sepanjang Jalan
Difinasi
dan rangkai kata yang diketengahkan oleh As Syahid Sayid Qutb ini membawa
pengertian besar dan menuntut kefahaman,penelitian,kesedaran dan perjuangan
serta pengorbanan daripada seluruh khalayak yang mencintai kebenaran. Pengetian
ini sepatutnya melenyapkan dan menyisihkan sikap acuh tak acuh daripada diari
umat yang mengharapkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ungkapan
itu juga memerlukan anjakan,perubahan,penghijrahan atau tranformasi menyuluruh
dari keadaan jumud,beku tidak efisyen serta jahil kepada suasana faham dan dan
menyerti serta bersedia menunaikan tuntutan sebagai khalayak hamba yang patuh.
Firman Allah swt yang bermaksud:
“(Sesungguhnya)
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dengan
harta benda dan jiwa mereka adalah lebih besar dan tinggi darjatnya di sisi
Allah (daripada orang-orang yang hanya memberi minum orang-orang Haji dan orang
yang memakmurkan masjid sahaja) dan mereka itulah orang-orang yang berjaya.Mereka
digembirakan oleh Tuhan mereka dengan pemberian rahmat daripadanya dan keredaan
serta Syurga; mereka beroleh di dalam Syurga itu nikmat kesenangan yang kekal.Mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah, menyediakan di sisiNya
pahala yang besar.”
At Taubah
:20-22
Hari ini ramai pihak yang mengistiharkan mereka
sebagai agen pelaksana kebajikan dan penyempurna maslahah ummah. Namun hakikat
yang perlu difahami oleh orang yang beriman yang menanti makna kejayaan di sisi
Allah swt, di sana ada ukuran tertentu yang menjadi landasan dan pasaknya.
Mereka yang ingin
memasuki kelompok kebajikan hakiki mesti mempunyai ciri ciri berikut:
a)
Beriman
b)
Rela berubah dari
tidak benar kepada benar dan hak
c)
Sanggup bekorban
dan berjuang harta benda dan jiwa raga
Pelaksana kebajikan tidak
sepatutnya melaksanakan tugasnya semata mata mengharap redha manusia atau
mendamba puas hati manusia, namun yang lebih utama ialah mengharapkan Allah
redha di atas apa sahaja usahanya.
Manusia boleh menjadi sesat
dengan cara melakukan kebajikan apabila meletakkan arah dan tujuan yang tidak
betul. Hadir di kalangan masyarakat dengan nama dan badan tertentu kononnya
menjadi penyelamat tetapi hakikatnya itulah jahiliah yang sedang mengambil
kuasa Allah.
Firman Allah swt yang
bermaksud:
“Hai orang-orang
beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.”
Al Baqarah
: 264
Sabda Rasullullah saw
yang bermaksud:
“Sesungguhnya barangsiapa yang mencari redha Allah sedangkan
manusia murka, maka Allah akan cukupkan baginya akan segalanya di dunia ini.
Tetapi barangsiapa yang mencari keredhaan manusia dalam keadaan Allah murka,
maka Allah menyerahkan nasibnya pada manusia.”
(Hadis Sahih Riwayat At-Tirmizi).
Marilah kita memahami hakikat
kebajikan sebanarnya agar tumbuhnya segar dan rendangnya menaungi bahagia ummah
ini. Fahamilah dan hayatilah Firman Allah yang bermaksud:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Al Baqarah : 177
Ustaz
Abd Wahid Zainol Abidin
L.Tarbiah
PKHL. 13 Ramadhan 1435
No comments:
Post a Comment